Dalam hidup ada kehidupan. Kita harus menghidupkan kehidupan ini agar kita benar-benar hidup di dalam hidup kita, tidak sekedar hidup-hidupan. Setelah kita benar-benar hidup, mengerti hidup, mengapa kita hidup, dan untuk apa kita hidup, baru kita dapat membantu orang lain untuk menghidupkan kehidupan mereka sehingga mereka benar-benar hidup di dalam kehidupan mereka.
Hari ini banyak orang-orang yang secara fisik hidup, namun sejatinya mereka mati. Jadi mereka adalah mayat-mayat hidup, macam ‘zombie’ mungkin. Mereka makan, minum, bicara, tidur, layaknya manusia pada umumnya. Namun keberadaan atau ketiadaan mereka tak ada bedanya.
Pertanyaan dasar dari kehidupan ini tak mampu mereka jawab, ‘kenapa Allah menghidupkan mereka dan untuk apa?'. Itulah sebabnya mereka tak mempunyai cita-cita dalam hidupnya, bagaimana mengisi umur didunia ini pun mereka tak punya patokan, apalagi ketika harus bersikap menghadapi ketentuan-ketentuan ilahi, menghadapi berbagai kejadian yang menimpa hidupnya. Pastilah yang terjadi salah mengambil sikap. Bekal sabar dan syukur lupa dibawa, padahal inilah pilihan yang paling sering harus diambil oleh manusia dalam menghadapi hidup, kalo tidak bersabar ya bersyukur.
Maka sesekali orang mesti bertanya pada dirinya tentang kehidupan ini, dengan pertanyaan dasar tadi, kenapa kita hidup dan kemana hidup ini?. Pertanyaan ini sangat berguna untuk memulai sebuah kehidupan baru, untuk sadar diri. Pertanyaan ini juga berfungsi untuk muhasabah, koreksi, sehingga disetiap saat langkah kita mulai bergeser dari rel yang semestinya, kesadaran ini akan segera meluruskannya.. selanjutnya...
read more